cara penulisan
Tugas bahasa Indonesia2
A. Latar
Belakang
Pada era globalisasi
sekarang ini, banyak pihak yang melakukan investasi sebagai alternatif untuk
mendapatkan keuntungan yang besar dan menempatkan dana mereka pada perusahaan
yang dianggap layak. Salah satu cara untuk melakukan investasi dengan cara membeli
saham dari perusahaan lain.
Sebelum melakukan
investasi, setiap orang atau organisasi sebaiknya menilai terlebih dahulu
apakah investasi yang akan dilakukan tepat atau tidak, dengan
melihat tingkat pengembalian(return) yang bisa diperoleh. untuk memastikannya
tingkat pengembalian(return) ada beberapa alternatif yang dapat dilakukan,
salah satunya adalah dengan menggunakan analisis rasio profitabilitas.
Dari rasio
profitabilitas tersebut, kita dapat menilai sejauh mana tingkat pengembalian
yang akan didapat dari investasi yang dilakukan. jika investasi
menguntungkan yang ditunjukkan oleh rasio profitabilitas yang cenderung
meningkat maka akan banyak pihak yang akan membeli saham perusahaan tersebut,
dimana hal ini dapat mendorong harga saham lebih mahal.
Setelah melakukan
analisis tersebut banyak pihak baik swasta maupun pemerintah dapat
mengalokasikan dana masyarakat ke sektor-sektor investasi yang produktif
karena dipandang sebagai media efisien untuk mengalokasikan dana dari pihak
yang memiliki kelebihan dana untuk perusahaan yang membutuhkan dana, namun
dalam investasi ada hukum yang berlaku semakin tinggi tingkat investasi semakin
tinggi pula resiko yang akan di hadapi investor dan saham merupakan investasi
yang memiliki tingkat resiko paling tinggi hal ini yang menyebabkan banyak
pihak untuk melakukan analisis sebelum melakukan investasi untuk melihat
tingkat pengembalian, pengaruh profitabilitas dengan harga saham.
Penelitian terdahulu
mengenai analisis pengaruh rasio profitabilitas:
1. Dwiatma
Patriawan “Analisis Pengaruh Earning Per Share (EPS), Return on Equity (ROE),
dan Debt to Equity rasio (DER) Terhadap Harga Saham pada perusahaan
Wholesale and Retail Trade yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun
2006-2008”
2. Subekti
Puji Astuti “Analisis Pengaruh Faktor-faktor Fundamental, EVA, dan MVA Terhadap
Return Saham”
3. Anastasia
(2003) yang mengambil sampel sebanyak 13 perusahaan property dan real estate
selama periode 6 tahun berturut-turut yang dimulai dari tahun 1996 hingga tahun
2001 menunjukkan bahwa secara empiris terbukti bahwa factor fundamental (ROA,
ROE, DER)
4. Edi
dan Fransisca ” Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi Harga Saham kasus
perusahaan jasa perhotelan yang terdaftar di pasar Modal Indonesia”
5. Fara
Dharmastuti ” Analisis Pengaruh Earning Per Share, Price Earning Rasio, Return
on Investment, Debt to Equity Rasio dan Net profit Margin dalam menetapkan
harga saham perdana pada perusahaan yang terdaftar di BEI.” Tahun 1995-2002
Untuk mengetahui
sejauh mana pengaruh rasio profitabilitas dengan harga saham maka dilakukan
penelitian mengenai “Analisis Hubungan Antara Rasio Profitabilitas dan Harga
Saham Beberapa PT Tambang Tbk”
B. Rumusan
Masalah
Berdasarkan Latar
belakang Masalah Variabel Earning per Share (EPS) yang tinggi akan semakin
banyak investor yang membeli saham menyebabkan harga saham semakin mahal,
Tetapi ada beberapa perusahaan yang EPSnya rendah harga sahamnya meningkat.
Pada variabel ROE, semakin besar ROE artinya semakin optimal penggunaan modal
sendiri maka untuk menghasilkan laba maka semakin banyak investor yang akan
menanamkan modal pada perusahaan (Edy Subiyantoro dan Fransica). Hasil
penelitian Fara Dharmastuti (1995-2002) menjelaskan ROI dan NPM berpengaruh
signifikan terhadap harga saham. Terinspirasi dari peneliti terdahulu peneliti
ingin mengetahui faktor-faktor yang diduga mempengaruhi harga saham PT Tambang
Tbk dan merumuskan beberapa pertanyaan sebagai berikut:
1. Apakah
Rasio Profitabilitas berpengaruh secara Parsial dengan Harga Saham?
2. Apakah
Rasio Profitabilitas berpengaruh secara Simultan dengan Harga Saham
C. Tujuan
Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai
dalam penelitian ini adalah:
1. Menguji
dan menganalisis hubungan secara Parsial Rasio Profitabilitas dengan harga
saham beberapa PT Tambang Tbk.
2. Menguji
dan menganalisis hubungan secara Simultan Rasio Profitabilitas dengan harga
saham beberapa PT Tambang Tbk.
D. Kegunaan
dari Penelitian adalah:
1. Sebagai
bahan informasi pentingnya penelitian saham perusahaan dengan mempertimbangkan
hubungan profit dari perusahaan.
2. Bagi
perusahaan dapat digunakan sebagai dasar untuk meningkatkan kinerja perusahaan
sehingga harga saham perlebarnya menjadi meningkat.
3. Bagi
investor dapat dijadikan sebagai referensi untuk memprediksi harga saham
perusahaan sebelum melakukan investasi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Profitabilitas
Setiap Perusahaan akan
berusaha untuk meningkatkan kinerja perusahaannya dalam rangka untuk
meningkatkan produktivitas perusahaan. Selain itu perusahaan juga harus
dapat mengadakan efektivitas dan efisiensi dalam melakukan operasional usaha
perusahaan. Peningkatan produktivitas dan dilakukannya program efektivitas dan
efisiensi merupakan langkah yang diambil perusahaan
dalam rangka untuk memperoleh keuntungan (Profit).
Kemampuan perusahaan
untuk tetap dapat bersaing dalam kompetisi dengan perusahaan-perusahaan
lainnya, menuntut perusahaan untuk dapat meningkatkan profitabilitas.
B. Analisis
Rasio Profitabilitas
Banyak penulis yang
memberikan beberapa uraian mengenai jenis rasio didalamnya dapat digunakan
untuk memahami kondisi perusahaan. Umumnya rasio yang dikenal dan populer
adalah rasio likuiditas, solvabilitas, dan profitabilitas.
Menurut Soemarso
(1999:446) yang dimaksud dengan analisa rasio profitabilitas adalah “
Analisa rasio profitabilitas yaitu hasil akhir dari berbagai keputusan dan
kebijakan yang dijalankan perusahaan. Analisa rasio profitabilitas memberikan
jawaban akhir tentang efisien tidaknya perusahaan dalam menghasilkan laba “.
Sedangkan menurut Sofyan
Syafri Harahap (2001 : 304) analisa rasio profitabilitas adalah ”Analisa
rasio profitabilitas yaitu menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba
melalui semua kemampuan dan sumber dana yang ada seperti kegiatan penjualan,
kas, modal, jumlah karyawan dan jumlah cabang “dari pengertian-pengertian
diatas penulis mengambil kesimpulan bahwa analisa rasio profitabilitas adalah
gambaran akhir dari kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba atau jawaban
akhir tentang efisien tidaknya perusahaan menghasilkan laba. Pada analisis
profitabilitas terdapat instrument pendekatan yang dapat digunakan di dalam
menganalisa probabilitas suatu perusahaan
1. Analisa
Pendapatan
Dalam menilai ketahanan
sumber pendapatan perusahaan dapat digunakan dua alat analisis untuk menilai
ketahanan pendapatan
a. Analisis
Trend merupakan analisis laporan keuangan biasanya dinyatakan dalam persentase
tertentu.
Dalam analisis trend
perbandingan analisis dapat dilakukan dengan menggunakan analisis horizontal
atau dinamis.
Data yang digunakan
adalah data tahunan atau periode yang digunakan biasanya hanya dua atau tiga
periode saja. Hal ini disebabkan karena jika lebih dari satu periode, akan
mengalami kesulitan untuk menganalisisnya. Jika data yang digunakan lebih dari
dua atau tiga periode, metode yang digunakan adalah angka indeks. Dengan
menggunakan angka indeks akan dapat diketahui kecenderungan atau trend atau
arah dari posisi keuangan, apakah meningkat, menurun atau tetap. Hasil analisis
trend biasanya dihitung dalam persentase.
b. Evaluasi
terhadap diskusi dan analisis dan analisis manajemen dapat membantu dalam
memahami dan mengevaluasi perubahan akun-akun keuangan suatu perusahaan dari
waktu ke waktu termasuk pendapatan. Salah satu melalui pendekatan pendapatan
adalah dengan mengetahui hubungan antara pendapatan, piutang, dan persediaan.
Hubungan antara pendapatan, piutang, dan persediaan akan memberikan petunjuk
yang penting untuk mengevaluasi hasil operasi serbaguna dalam memprediksi
kinerja di masa yang akan datang (Andi, 2010:12)
2. Analisis
Biaya
a. Analisa
Harga Pokok Penjualan
Harga Pokok Penjualan
(HPP) atau cost of sale merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan
sehubungan dengan perolehan output untuk siap dijual. Biaya- biaya diantaranya
biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead analisis ini
dalam rangka menganalisis laba kotor (Gross profit).
b. Analisa
beban-beban operasi
Beban operasi merupakan
pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan sehubungan dengan kegiatan pemasaran
dan kegiatan administrasi, seperti beban penjualan, beban depresiasi, beban
pemeliharaan dan perbaikan beban administrasi dan umum analisa ini dalam rangka
menganalisa laba operasi yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memperoleh
laba operasi atas penjualan yang dilakukan.
c. Analisa
beban-beban non operasi
Beban-beban non operasi
merupakan pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan dalam kegiatan
pendanaan dan kegiatan lain yang tidak termasuk kegiatan operasi seperti
beban-beban pendanaan dan pajak. Analisa ini diperlukan dalam rangka
menganalisa laba bersih (Gross Profit). Margin laba menunjukkan kemampuan
perusahaan untuk memperoleh laba bersih atas penjualan yang dilakukan.
3. Analisis
Pengembalian Investasi
a. Return
on Assets (ROA), yaitu indicator kemampuan sebuah unit usaha untuk memperoleh
laba atas sejumlah asset yang dimiliki oleh unit usaha tersebut, ROA diperoleh
dengan cara menghitung rasio antara laba setelah pajak dengan total aktiva (Net
Income dibagi Total Assets)
b. Return
on Equity(ROE) yaitu merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur laba bersih
sesudah pajak dengan modal sendiri. semakin tinggi rasio ini, semakin baik
artinya posisi pemilik perusahaan semakin kuat, demikian pula sebaliknya.
c. ROIC
didefenisikan oleh Steven M. Bragg dalam bukunya Business Ratio and Formulas
Return on invested capital(ROIC) sebagai sebuah ukuran tentang performa
keuangan dan salah satu alat prediksi performa keuangan yang telah diprakarsai
beberapa analis. Para analis mempercayai bahwa dengan melihat dari pendapatan
ekonomi arus kas bebas atau return on invested capital dikurangi biaya
penggunaan dari capital tersebut akan menghasilkan penilaian yang lebih baik
sisi ekonomi dan nilai dari sebuah perusahaan.
d. Laba
per lembar saham (EPS) yaitu rasio laba per lembar atau disebut juga nilai buku
merupakan rasio untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam mencapai keuntungan
bagi pemegang saham. Rasio yang rendah berarti manajemen belum berhasil untuk
memuaskan pemegang saham, sebaliknya dengan rasio yang tinggi, kesejahteraan
pemegang saham meningkat. Rasio ini menggambarkan besarnya pengembalian modal
untuk setiap lembar saham. Rasio ini menggambarkan besarnya pengembalian modal
untuk setiap satu lembar saham (Andi, 2010:18).
C. Peranan
Laporan Keuangan
Menurut Baridwan
(2004:17) Laporan keuangan merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi
keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Laporan keuangan ini
dibuat oleh manajemen dengan tujuan untuk mempertanggungjawabkan tugas-tugas
yang dibebabankan kepadanya oleh para pemilik perusahaan. Disamping itu laporan
keuangan dapat juga digunakan untuk memenuhi tujuan-tujuan lain yaitu sebagai
laporan kepada pihak-pihak di luar perusahaan.
Menurut Statement
of Financial Accounting Concepts (SFAC), adapun tujuan dari laporan
keuangan itu adalah:
1. Berguna
bagi investor dan kreditor yang ada dan potensial, serta pemakai lainnya dalam
membuat keputusan investasi, pemberian kredit dan keputusan lainnya.
2. Dapat membantu
investor dan kreditor yang potensial dan pemakai lainnya untuk menaksir jumlah,
waktu, dan ketidakpastian dari penerimaan uang di masa mendatang yang berasal
dari dividend atas bunga pelunasan, dan jatuh temponya surat-surat berharga
atau pinjaman-pinjaman.
3. Menunjukkan
sumber-sumber ekonomi suatu perusahaan, klaim atas sumber-sumber ekonomi dari
suatu perusahaan, dan pengaruh dari transaksi-transaksi, kejadian-kejadian dan
keadaan yang mempengaruhi sumber-sumber dan klaim atas sumber tersebut.
D. Saham
Saham adalah
keikutsertaan investor dalam perusahaan sebagai pemodal. Saham memberikan
return dalam bentuk deviden, yang biasanya dibayarkan sekali setahun, dan
capital gain (kenaikan harga saham di pasar). Deviden dan capital gain akan ada
jika perusahaan memperoleh laba karena per definisi, deviden adalah laba yang
dibagikan. Sedangkan capital gain terjadi karena adanya laba yang tidak
dibagikan dan faktor pertumbuhan perusahaan di masa depan. Perusahaan yang rugi
tidak akan membagikan deviden dan jika perusahaan itu tidak menjanjikan
pertumbuhan, yang akan diperoleh investor adalah capital loss atau penurunan
harga saham di pasar (http://mozaik-info.blogspot.com).
Diantara surat-surat
berharga yang diperdagangkan di pasar modal, saham biasa adalah yang paling
dikenal masyarakat. Di antara emitmen (perusahaan yang menerbitkan surat
berharga), saham biasa juga merupakan yang paling banyak digunakan untuk
menarik dana dari masyarakat. Secara sederhana, saham dapat didefenisikan
sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu
perusahaan. Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik
kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan kertas tersebut.
Saham dapat didefenisikan
sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu
perusahaan. Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik
kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan saham
tersebut. Pada dasarnya ada dua keuntungan yang diperoleh investor dengan
membeli atau memiliki saham yaitu:
1. Deviden
Deviden merupakan
pembagian keutungan yang diberikan perusahaan penerbit saham atas keuntungan
yang dihasilkan perusahaan. Deviden yang umum adalah bentuk deviden kas.
Pembayaran deviden kas mengurangi kas perusahaan dan laba ditahan.
2. Capital
Gain
Capital Gain merupakan
selisih antara harga beli dan harga jual. Capital gain terbentuk dengan adanya
penjualan saham yang harga jualnya lebih mahal dibandingkan harga pada saat
membeli saham. saham yang dikenal sehari- hari merupakan saham biasa dan saham
preferen.
1) Saham
Biasa (Common Stock)
Mewakili klaim
kepemilikan pada penghasilan dan aktiva yang dimiliki perusahaan dan pemegang
saham biasa memiliki kewajiban yang terbatas. Artinya, jika perusahaan
bangkrut, kerugian maksimum yang ditanggung oleh pemegang saham adalah sebesar
investasi pada saham tersebut. Menurut Fred ada beberapa yang menjadi hak pemegang
saham biasa dari saham biasa, yaitu:
(a) Hak
untuk member suara dan menjual sertifikat saham mereka dengan memindahkan
kepemilikan saham ke pihak lain.
(b) Hak
untuk memeriksa atau mengetahui laporan keuangan perusahaan.
(c) Memiliki
hak terakhir dalam hal pembagian kekayaan perusahaan jika perusahaan tersebut
di likuidasi.
(d) Memiliki
tanggung jawab terbatas atas klaim pihak lain sebesar proporsi sahamnya.
(e) Hak
untuk memiliki saham baru yang diterbitkan oleh perusahaan terlebih dahulu.
2) Saham
Preferen (Prefered Stock)
Saham yang memiliki
karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena bisa
menghasilkan pendapatan tetap (seperti bunga obligasi), tetapi juga bisa tidak
mendatangkan hasil, seperti yang dikehendaki investor. Serupa saham biasa
karena memiliki kepemilikan ekuitas dan diterbitkan tanpa tanggal jatuh tempo
yang tertulis di atas lembaran saham tersebut, dan membayar deviden.
Karakteristik dari saham Preferen:
a. Hak
menerima deviden terlebih dahulu dibandingkan pemegang saham biasa. Saham
preferen kadangkala memberikan hak kumulatif, yaitu memberikan hak pada
pemegangnya untuk menerima deviden tahun sebelumnya yang belum dibayarkan
sebelum pemegang saham biasa menerima devidennya.
b. Hak
atas aktiva perusahaan dibandingkan dengan hak yang dimiliki oleh pemegang
saham biasa pada saat terjadi likuidasi.
E. Harga
Saham
Harga saham adalah nilai
bukti penyertaan modal pada perseroan terbatas yang telah listed di
bursa efek, dimana saham tersebut telah beredar (outstanding securities).
Harga saham dapat juga didefenisikan sebagai harga yang dibentuk dari interaksi
antara para penjual dan pembeli saham yang dilatarbelakangi oleh harapan mereka
terhadap keuntungan perusahaan. Harga saham penutupan (closing price)
yaitu harga yang diminta oleh penjual atau harga perdagangan terakhir untuk
suatu periode.
Secara umum, keputusan
membeli atau menjual saham ditentukan oleh perbandingan antara perkiraan nilai
intrinsik dengan harga pasarnya. Dalam hal penilaian harga saham, terdapat tiga
pedoman yang dipergunakan. Pertama, bila harga pasar saham melampaui nilai
instrinsik saham, maka saham tersebut dinilaiovervalued (harganya
terlalu tinggi). Oleh karena itu, saham tersebut sebaiknya dihindari atau
dilakukan penjualan saham karena kondisi seperti ini pada masa yang akan datang
kemungkinan besar akan terjadi koreksi pasar. Kedua, apabila harga pasar saham
sama dengan nilai instrinsiknya maka harga saham tersebut dinilai wajar dan
berada dalam kondisi keseimbangan. Pada kondisi demikian, sebaiknya pelaku
pasar tidak melakukan transaksi pembelian maupun penjualan saham yang
bersangkutan. Ketiga, apabila harga pasar saham lebih kecil dari nilai
instrinsiknya maka saham tersebut dikatakan undervalued (harganya
terlalu rendah). Bagi para pelaku pasar, saham sebaiknya tetap dimiliki, karena
besar kemungkinan dimasa yang akan datang akan terjadi lonjakan harga saham.
F. Pengaruh
Rasio Profitabilitas Terhadap Harga Saham
Telah banyak penulis yang
melakukan riset tentang hubungan Rasio Profitabilitas dengan Harga Saham
berikut ini diuraikan hasil riset terdahulu:
1. Hubungan
Earning Per Share(EPS) Dengan Harga Saham
Earning per share (EPS) adalah rasio antara
laba bersih setelah pajak dengan jumlah saham (Tjptono dan Hendry M Fakhuddin,
2006. Informasi EPS suatu perusahaan menunjukkan besarnya laba bersih
perusahaan yang siap dibagikan bagi semua pemegang saham perusahaan. Seorang
investor membeli dan mempertahankan saham suatu perusahaan dengan harapan akan
memperoleh dividend atau capital gain. Laba biasanya menjadi dasar penentuan
pembayaran dividend dan kenaikan nilai saham dimasa datang. Oleh karena itu,
para pemegang saham biasanya tertarik dengan angka EPS yang dilaporkan
perusahaan. Apabila Earning per Share (EPS) perusahaan tinggi, akan semakin
banyak investor yang mau membeli saham tersebut sehingga menyebabkan harga
saham akan tinggi (Fara Dharmastuti, 2004). Pernyataan tersebut di perkuat oleh
hasil penelitian Puji Astuti dalam Dwiatma (2002), Noer Sasongko dan Nila
Wulandari (2006) menemukan bahwa EPS berhubungan positif dan signifikan dengan
harga saham.
2. Pengaruh
Return On equity (ROE) Terhadap Harga Saham
Return on
Equity (ROE) adalah perbandingan antara laba bersih perusahaan dengan ekuitas
yang dimiliki oleh perusahaan (Fara Dharmastuti, 2004). ROE merupakan rasio
yang memberikan informasi pada para investor tentang seberapa besar tingkat
pengembalian modal dari perusahaan yang berasal dari kinerja perusahaan
menghasilkan laba. Semakin besar nilai ROE maka tingkat pengembalian yang
diharapkan investor juga besar. Semakin besar nilai ROE maka perusahaan
dianggap semakin menguntungkan oleh sebab itu investor kemungkinan akan mencari
saham ini sehingga menyebabkan permintaan bertambah dan harga penawaran dipasar
sekunder terdorong naik (Chastina Yolana dan Dwi Martni, 2005). Pernyataan
tersebut diperkuat oleh hasil penelitian Puji Astuti (2002) yang menemukan ROE
mempunyai hubungan pengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham.ROE
Mempunyai pengaruh yang positif terhadap harga saham
3. Hubungan
Net Profit Margin (NPM) Dengan Harga Saham
Analisis terhadap
beban-beban non operasi diperlukan dalam rangka menganalisis margin laba bersih
(net profit margin) sementara laba bersih mengindikasikan kemampuan
perusahaan dalam menutupi beban-beban pendanaan berupa deviden.
Semakin besar rasio NPM
suatu perusahaan suatu perusahaan maka saham perusahaan tersebut layak untuk di
beli karena rasio NPM menunjukkan daya tahan yang lebih baik untuk menghasilkan
laba sehingga ada kemungkinan dapat meningkatkan deviden dan laba per lembar
saham (Surono dalam Nugroho, 2001:32). Hal ini merupakan sentiment positif
dari perusahaan yang mempengaruhi investor untuk membeli saham perusahaan
karena perusahaan dinilai memiliki daya tahan dan kemampuan menghasilkan laba
yang baik. Semakin banyak permintaan saham maka harga saham akan semakin tinggi
pula (Surono dalam Nugroho, 2001:33)