PENALARAN DEDUKTIF
Penalaran Deduktif adalah proses penalaran untuk menarik
kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang khusus berdasarkan fakta-fakta yang
bersifat umum. Proses penalaran ini disebut Deduksi. Kesimpulan deduktif
dibentuk dengan cara deduksi. Yaitu dimulai dari hal-hal umum, mengarah kepada
hal-hal yang khusus atau hal-hal yang lebih rendah.
Penarikan kesimpulan deduktif dibagi menjadi dua, yaitu
penarikan langsung dan tidak langsung.[I]
1. Silogisme
Silogisme adalah suatu bentuk proses penalaran yang berusaha
menghubungkan dua proposisi (pernyataan) yang berlainan untuk menurunkan suatu
kesimpulan atau inferensi yang merupakan prosposisi yang ketiga.
1.1. Silogisme
kategorial
kategorial dapat dibatasi sebagai suatu argumen deduktif
yang mengandung suatu rangkaian yang terdiri dari tiga proposisi katergorial,
yang disusun sedemikian rupa sehingga ada tiga term yang muncul dalam rangkaian
pernyataan itu. Tiap-tiap term hanya boleh muncul dalam dua pernyataan, contoh
:
· Semua
Auditor adalah lulusan sarjana Akuntansi
· Ayu adalah
seorang Auditor
·
Konklusi : Ayu adalah lulusan
sarjana Akuntansi
1.2. Silogisme
hipotesis atau silogisme pengandaian
adalah semacam pola penalaran deduktif yang mengandung
hipotese. Silogisme hipotetis bertolak dari suatu pendirian, bahwa ada
kemungkinan apa yang disebut dalam proposisi itu tidak ada atau tidak terjadi.
Premis mayornya mengandung pernyataan yang bersifat hipotesis. Oleh karena
sebab itu rumus proposisi mayor dari silogisme ini adalah: jika A è B
· Premis mayor
: Jika ketua Mahkamah Konstitusi
melakukan tindakan penyuapan maka dia akan dipenjara
· Premis minor
: Ketua Mahkamah Konstitusi melakukan tindakan penyuapan
·
Konklusi : oleh sebab itu
dia akan dipenjara.
1.3. Silogisme
Alternatif (disjungtif).
Jenis silogisme yang ketiga adalah silogisme alternatif atau
disebut juga silogisme disjungtif. Silogisme ini dinamakan demikian, karena
proposisi mayornya merupakan sebuah proposisi yang mengandung kemungkinan-kemungkinan
atau pilihan-pilihan. Sebaliknya porposisi minornya adalah proposisi kategorial
yang menerima atau menolak salah satu alternatifnya. Sebagai contoh berikut :
Premis
mayor : Ayu memilih jurusan Akuntansi
atau Teknik Geofisika
Premis
minor : Ayu memilih jurusan Akuntansi
Konklusi : oleh karena itu, Ayu tidak memilih jurusan
Teknik Geofisika
2. Entimen
Silogisme sebagai suatu cara untuk menyatakan pikiran
tampaknya bersifat artifisial. Dalam kehidupan sehari-hari biasanya silogisme
itu muncul hanya dengan dua proposisi, salah satunya dihilangkan. Walaupun
dihilangkan, proposisi itu tetap dianggap ada dalam pikiran, dan dianggap
diketahui pula oleh orang lain. Bentuk semacam ini dinamakan entimem yang
berarti ‘simpan dalam ingatan’ dalam bahasa yunani. Dalam tulisan-tulisan
bentuk inilah yang dipergunakan, dan bukan bentuk yang formal seperti
silogisme. Contoh :
Ø Semua dosen
fakultas Ekonomi Gunadarma adalah lulusan Sarjana Magister
Ø Ibu Desy adalah
dosen fakultas ekonomi Gunadarma
Ø Oleh karena itu,
ibu Desy adalah lulusan Sarjana Magister.[II]
Rantai Deduksi
Penalaran yang deduktif dapat berlangsung lebih informal
dari entimem. Orang tidak berhenti pada sebuah silogisme saja, tetapi dapat
pula berupa merangkaikan beberapa bentuk silogisme yang tertuang dalam bentuk
yang informal.
Contoh :
a. Semua plecing kangkung pedas rasanya. (hasil
generalisasi)
Kali ini saya diberi lagi plecing kangkung.
Sebab itu, plecing kangkung ini juga pasti pedas rasanya.
(deduksi)
Saya tidak suka akan makanan yang pedas rasanya. (induksi:
generlisasi)
Ini adalah plecing kangkung pedas.
Sebab itu, saya tidak suka plecing kangkung ini. (deduksi)
Saya tidak suka makan apa saja, yang tidak saya senangi
(induksi:generalisasi)
Saya tidak suka makanan ini.
Sebab itu saya tidak memakannya. (deduksi)
b. Semua jamu pahit rasanya. (hasil generalisasi)
Kali ini saya diberi lagi jamu.
Sebab itu, jamu ini juga pasti pahit rasanya. (deduksi)
Saya tidak suka akan minuman yang pahit rasanya. (induksi:
generlisasi)
Ini adalah jamu pahit.
Sebab itu, saya tidak suka jamu ini. (deduksi)
Saya tidak suka minum apa saja, yang tidak saya senangi (induksi:generalisasi)
Saya tidak suka minuman ini.
Sebab itu saya tidak meminumnya. (deduksi). [III]
refrensi:
[I]
http://fardhinisabila.blogspot.com/2012/03/penalaran-deduktif.html
[II]
http://ayumegadarmaberlianlestari.blogspot.com/2013/10/penjelasan-mengenai-penalaran-induktif.html
[III]
http://seviaindah.blogspot.com/2011/04/contoh-rantai-deduksi.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar